Etika Profesi (Chapter 3 : Kode Etik)
- Get link
- Other Apps
Etika Profesi
Chapter 3 : Kode Etik
Apa yang dimaksud dengan kode? Kode merupakan sekumpulan tanda atau simbol yang dapat berupa kata-kata, tulisan, atau objek yang disepakati, serta dapat juga berupa perilaku tertentu, yang bertujuan untuk menjamin penyampaian informasi, pengambilan keputusan, atau kesepakatan dalam suatu organisasi. Dengan kata lain, kode adalah himpunan peraturan yang terstruktur. Setiap tanda, simbol, atau tindakan memiliki makna spesifik. Di sisi lain, kode etik profesi adalah seperangkat prinsip etika yang telah disetujui oleh sekelompok masyarakat tertentu sebagai dasar perilaku sehari-hari, baik di lingkungan sosial maupun di tempat kerja. Kode etik juga bisa diartikan sebagai panduan atau tata cara, serta pedoman etis dalam menjalankan aktivitas atau pekerjaan.
Kemudian, apa tujuan dari keberadaan kode etik ini? Tujuan utama kode etik adalah untuk memastikan bahwa seorang profesional memberikan layanan terbaik kepada klien. Dengan adanya kode etik, tindakan tidak profesional dapat terlindungi. Apabila seorang profesional melanggar kode etik tersebut, ia akan menerima sanksi yang sesuai dengan pelanggarannya.
Ada empat prinsip dalam kode etik, yaitu:
- Prinsip Tanggung Jawab. Prinsip ini mengharuskan individu untuk bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan oleh profesinya. Contohnya, jika seseorang membuka praktik bidan, dia harus memastikan kebersihan peralatan medis yang digunakan untuk merawat pasien-pasiennya.
- Prinsip Keadilan. Prinsip ini mendorong individu untuk melaksanakan profesinya tanpa merugikan orang lain. Misalnya, memberikan pelayanan konsultasi yang profesional kepada semua klien, baik yang kaya maupun yang miskin, tanpa memandang perbedaan status ekonomi mereka.
- Prinsip Otonomi. Prinsip ini berlandaskan pada kebutuhan seorang profesional untuk memiliki kebebasan penuh dalam menjalankan profesinya, yang berarti tidak ada pihak yang boleh menghalangi seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya.
- Prinsip Integrasi Moral. Prinsip ini mengharuskan individu untuk memiliki komitmen yang kuat dalam menjaga kepentingan profesinya, dirinya sendiri, serta masyarakat secara keseluruhan.
Beberapa karakteristik dari kode etik profesi meliputi:
Singkat: Kode etik berfungsi sebagai pedoman, sehingga bahasanya harus ringkas dan tidak bertele-tele.
Sederhana: Kode etik harus mudah dipahami dan tidak rumit.
Jelas dan Konsisten: Artinya, setiap pernyataan harus memiliki makna yang jelas. Jika suatu tindakan dilarang di awal, larangan tersebut harus diteruskan.
Masuk Akal: Kode etik harus sesuai dengan keadaan yang ada.
Dapat Diterima: Kode etik harus diterima oleh semua pihak yang terlibat.
Praktis dan Dapat Dilaksanakan: Kode etik seharusnya dapat diterapkan dalam praktik sehari-hari.
Komprehensif dan Lengkap: Kode etik harus mencakup semua aspek yang relevan.
Positif dalam Formulasi: Artinya, semua pedoman yang tertulis tidak boleh bertentangan dengan hukum.
Fungsi utama dari kode etik adalah untuk memberikan panduan kepada setiap anggota profesi mengenai profesionalisme yang diharapkan, menjadi alat kontrol sosial bagi masyarakat terhadap profesi tersebut, serta mencegah campur tangan pihak luar dalam etika keanggotaan profesi.
Sanksi bagi individu yang melanggar kode etik bisa berupa sanksi moral, sanksi dari Tuhan Yang Maha Esa, serta sanksi yang diberikan oleh organisasi terkait.
Contoh pelanggaran kode etik di bidang IT antara lain:
- Aktivitas hacker dan cracker.
- Serangan denial of service.
- Pembajakan.
- Penipuan.
- Perjudian.
- Pornografi dan pedofilia.
- Pemalsuan data.
- Get link
- Other Apps
Comments
Post a Comment